Rasa dengki atau dendam
bukanlah tabiat semulajadi manusia, melainkan rasa dengki ini datang kerana
adanya penyakit hati dalam jiwanya yang bersifat negatif
yang dapat menyebabkan kehancuran pada dirinya.
Kadang-kadang kita sendiri
tak sedar bila datangnya penyakit hati ini. Kebiasaannya, ia akan datang ketika
hati kita sedang marah ataupun nafsu yang selalu datang dalam jiwa manusia
sehingga manusia tidak dapat mengawalnya dengan baik.
Apabila penyakit hati itu
datang, akibatnya kita tidak dapat mengeratkan tali silaturrahim dengan teman,
saudara, tetangga, sahabat, dan semua orang di dunia kerana kita selalu
berfikiran negatif, iri, dan dengki terhadap manusia.
Contoh mudah. Apabila
seseorang merasa dengki dan iri hati terhadap saudaranya, ketika itulah syaitan
dan nafsu akan menghasut ia untuk melakukan kejahatan, sampai ke tahap melakukan sihir. Bukankah sihir itu perbuatan mensyirikkan Allah. Dan ianya juga akan memutuskan tali silaturrahim.
Antara penyakit-penyakit
hati ialah:
1) SOMBONG
Sombong adalah salah satu
penyakit hati yang di benci oleh Allah SWT, seperti yang tersirat dalam surah
Al-Qur’an berikut ini :
“Masuklah kamu ke
pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah
seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong .” [Al Mu’min: 76]
“Janganlah kamu berjalan di
muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat
menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” [Al Israa’: 37]
2) HASAD (IRI HATI & DENGKI)
Orang yang iri hati dan
dengki selalu merasa susah bila melihat orang lain senang. Dan sebaliknya, ia
akan merasa senang bila orang lain kesusahan. Biasanya orang yang iri hati dan
dengki akan mencelakakan orang lain dengan lisan, tulisan, dan perbuatannya.
Dari pengalaman saya dalam
bidang rawatan, penyakit hasad inilah menjadi punca utama manusia sanggup
melakukan sihir untuk memudharatkan saudaranya.
Walaupun saudaranya itu langsung tiada sebarang kesalahan ke atas dirinya.
Firman Allah s.w.t:
“Dan janganlah kamu iri
hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak
dari sebahagian yang lain. (Kerana) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada
apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang
mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebahagian dari kurnia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [An Nisaa’: 32]
“Waspadalah terhadap hasad
(iri dan dengki), sesungguhnya hasad mengikis pahala-pahala sebagaimana api
memakan kayu”. [HR. Abu Dawud]
3) RIYA
Riya adalah orang yang
beribadah atau berbuat kebaikan dengan maksud mempamerkan kepada orang lain,
agar orang mengira dan memujinya sebagai orang yang baik hati atau rajin/gemar
beribadah dan berbuat kebajikan. Ciri-ciri riya yakni apabila di hadapan orang
dia giat tapi bila sendirian dia malas, dan selalu ingin mendapat pujian dalam
segala urusan.
Firman Allah s.w.t:
“Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya
dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya
karena riya kepada manusia” [QS. Al-Baqarah: 264]
“Maka kecelakaanlah bagi
orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, yang
berbuat karena riya” [Al Maa’uun 4-6]
“Riya membuat amal sia-sia
sebagaimana syirik”. [HR.
Ar-Rabii’]
“Sesungguhnya riya adalah
syirik yang kecil”. [HR. Ahmad dan Al Hakim]
4) BAKHIL ATAU KIKIR
Bakhil atau kikir merupakan
salah satu penyakit hati karena terlalu cinta pada harta
sehingga tidak mahu berbagi dan bersedekah kepada orang lain.
“Sekali-kali janganlah
orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari
kurnia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya
kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala
warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” [Ali
‘Imran 180]
“Dan adapun orang-orang
yang bakhil dan merasa dirinya cukup serta mendustakan pahala terbaik, maka
kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak
bermanfaat baginya apabila ia telah binasa” [Al Lail 8-11]
5) ‘UJUB (KAGUM DENGAN DIRI
SENDIRI)
Penyakit hati ini mirip dengan sombong. Kita merasa bangga atau kagum akan
diri kita sendiri. Padahal seharusnya kita tahu bahwa semua nikmat yang kita
dapat itu berasal dari Allah.
Jika kita mendapat
keberhasilan atau pujian dari orang, janganlah ‘ujub. Sebaliknya ucapkan
“Alhamdulillah” karena segala puji itu hanya untuk Allah.
Abu Hamid Al-Ghazali
mengkhabarkan sebagai berikut:
Aku mengetahui bahwa iri
hati dan dengki adalah satu di antara sekian banyak penyakit hati yang parah. Semua penyakit hati hanya dapat diubati dengan
ilmu dan amal. Ilmu yang bermanfaat bagi penyakit iri hati dan dengki adalah
mengetahui sesungguh-sungguhnya bahwa sifat ini membahayakan pelakunya, baik
terhadap dunia mahupun agamanya. Dan, harus juga diketahui bahwa ia tidak
mendatangkan bahaya apa pun terhadap orang yang didengkikan itu, baik terhadap
dunianya mahupun agamanya. Bahkan, perbuatan itu sebaliknya mendatangkan
manfaat bagi mereka, baik terhadap dunianya mahupun agamanya.
Tetapi, meskipun engkau
telah mengetahui semua ini, jika ternyata engkau tidak mahu menjadi musuh bagi
hawa nafsumu dan tetap menemani musuhmu, pastilah engkau tetap menjadi
pendengki. Berkenaan dengan bahaya iri hati dan dengki terhadap agamamu,
maksudnya adalah bahawa dengan sifat ini, engkau tidak menyukai ketetapan Allah
dan engkau tidak menyukai nikmat yang telah ditetapkannya bagi tiap-tiap
hamba-nya. Engkau juga mengingkari keadilan Allah yang telah Dia tegakkan di
tengah kerajaan-Nya dengan kemahabijaksanaan-Nya. Engkau mengingkari dan
memandang rendah semua itu. Perbuatan semacam ini akan menjadi kejahatan yang
akan merosakkan ketauhidan seseorang dan akan menjadi kotoran bagi keimanan.
Tentu saja ini sebuah kejahatan terhadap agama.
Berkenaan dengan ubat yang
dapat mengatasi penyakit hati ini, terkadang ianya dapat dilakukan dengan menetapkan di
dalam hati untuk selalu redha akan ketetapan Allah; terkadang dengan menerapkan
hidup zuhud terhadap dunia; terkadang dengan menyedari bahawa hal yang
berhubungan dengan nikmat-nikmat tersebut tidak lain adalah kegelisahan di
dunia dan hisab yang berat di akhirat.
Selain itu, ubat yang lebih
tepat untuk menyembuhkan penyakit hati dapat ditemukan sesuai dengan penyebab terjadinya iri
dengki, seperti kesombongan, rasa megah, dan berbagai penyebab lainnya. Tentu
saja, penyakit hanya hilang jika penyebabnya dihilangkan. Kalau ternyata biang
keladi penyakit ini tidak berhasil dihilangkan dan hanya berhasil diredam,
pastilah penyakit akan terus berulang berkali-kali sehingga masa yang diperlukan
untuk menyembuhkannya menjadi sangat panjang, selagi mana penyebab tersebut
masih ada.
Jadi, selama seorang masih
memiliki sifat gilakan kehormatan, pastilah orang itu selalu memiliki penyakit hati akibat pngaruh dari sifat gilakan kehormatan dan keinginan
untuk mendapatkan tempat istimewa di hati manusia. Kalau itu terjadi, orang
yang mempunyai sifat begini harus berusaha meredam nafsunya dan tidak
menampakkan perasaan iri dengki dari dirinya tidak mungkin dilakukan.
Demikianlah pengkhabaran
Imam Al-Ghazali.
Apabila kita sedang
membicarakan penyakit hati yang membinasakan, perlulah kita
mengingati peringatan Rasulullah melalui riwayat Imam Ahmad dari Zubair bin
Awwam sebagai berikut:
Diriwayatkan dari Zubair
bin Awwam, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Suatu penyakit umat-umat
terdahulu sedang merayap kearah kalian, iaitu penyakit iri dengki dan benci.
Kebencian adalah pemangkas; pemangkas agama, bukan pemangkas rambut. Demi Dia
Yang jiwa Muhammad berada di tangan-nya, kamu tidak beriman sebelum kamu saling
mencintai. Sukakah kamu kusampaikan sesuatu yang jika kamu lakukan maka kamu
saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.”
Diriwayatkan Al-Hakim dari
Abu Hurairah, ia bercerita: Aku mendengar
Rasulullah bersabda: “umatku akan terserang penyakit umat lain. “para sahabat
bertanya, “wahai Rasulullah, apa penyakit umat-umat itu?” Rasulullah menjawab,
“kesenangan berlebihan (foya-foya), sikap kurang bersyukur, gemar mengumpulkan
harta, tanajusy dalam urusan dunia, saling dengki, sampai timbullah kekejian.”
Al-Tanajusy merujuk kepada suatu persepakatan sulit antara penjual
dengan seorang pembeli pasaran supaya menunjukkan keinginan membeli dengan
harga lebih tinggi sedangkan sebenarnya pembeli tidak mahu membeli barangan
berkenaan.
Jadi, ubat paling mujarab
untuk mengatasi penyakit hati ini adalah dengan kembali kepada Allah
dan selalu berpegang teguh pada ajaran islam. Ketikan iman telah bersemayam
dalam hati para hamba, nescaya cinta Allah dan cinta Rasulullah membuat mereka
tidak memiliki waktu untuk mendengki serta tidak memiliki ruang bagi kebencian
dan kejahatan.
Seorang pembenci yang gemar
memusuhi orang lain pasti tidak pernah terpisah dari iri hati dan kegemaran
mengumpat, kecuali mereka yang dilindungi Allah. Terkadang, iri hati dan dengki
yang menyebabkan permusuhan dan kebencian seperti mengakibatkan tindakan
pembunuhan, perampasan harta, mengadu domba, merosakkan nama baik, melakukan sihir dan sebagainya. Seorang
pembenci pastilah memiliki sifat iri hati dan dengki yang sangat besar.
Itulah sebabnya, sifat iri
hati dan dengki yang merupakan penyakit hati yang merbahaya ini harus kita hindari.
Sebagaimana halnya berbagai jenis penyakit lain, seperti dendam dan benci, yang
juga merupakan faktor penyebab tipu daya dan perlakuan jahat yang terkutuk.
Nukilan ilhamku.
No comments:
Post a Comment